Selasa, 18 Oktober 2011

Riset : Meremajakan Minyak Jelantah Dengan Ampas Nanas



Melalui proses penelitian, ternyata diketahui ampas nanas tersebut memiliki kandungan karbon yang dapat meremajakan minyak
JAKARTA - Berawal dari keprihatinan terhadap penggunaan minyak jelantah  oleh pedagang gorengan di sekitar sekolah, Ikhtiar Dwi Wardana dan Faza Fakhri, dua pelajar asal Pemalang melakukan penelitian peremajaan minyak tersebut.
Pemakaian minyak jelantah (minyak goreng bekas pakai) secara berulang dapat merusak kesehatan manusia. Di dalam minyak jelantah terkandung zat-zat yang tidak baik bagi tubuh, diantaranya asam lemak bebas (FFA) dalam kadar tinggi dan asam lemak jenuh (SFA) yang berbahaya bagi kesehatan.  Salah satunya dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.
Inovasi ini menawarkan perbaikan kualitas pada minyak jelantah dengan menambahkan ampas nanas. Ampas nanas memiliki kemampuan menyerap seperti karbon aktif sehingga dapat menjernihkan minyak. Bukti perbaikan kualitas minyak terlihat dari meningkatnya titik didih, titik asap dan menurunnya kadar FFA serta angka peroksida.
“Minyak jelantah bekas pakai itu kan berbahaya apalagi yang menggunakan anak-anak. Dapat meningkatkan penyakit jantung koroner juga. Maka kami ingin mencoba menghindari hal itu,” kata Faza saat diwawancarai pada program siaran Iptek Voice, 18 Oktober 2011.
Penelitian ini diawali dari penggunaan sirup nanas yang banyak ampasnya. Wardana pada waktu itu memiliki keinginan untuk tidak menyia-nyiakan ampas nanas tersebut. Melalui proses penelitian, ternyata diketahui ampas nanas tersebut memiliki kandungan karbon yang dapat meremajakan minyak.
“Pertama ampas nanas itu di cuci bersih, lalu kita keringkan dengan suhu160 derajat celcius dengan oven biasa selama 60 menit. Banyaknya sekitar 1-3 kg ampas nanas hingga terbentuk karbon. Lalu haluskan ampas dengan blender. Setelah terbentuk serbuk, direndam lagi selama 3 jam di minyak jelantah. Perbandingannya 3 liter ampas nanas untuk menjernihkan 20 liter minyak jelantah,” jelas Faza.
"Melalui proses peremajaan tersebut, terbukti dapat menurunkan kadar FFA dan angka peroksida (zat karsinogenik penyebab kanker) pada minyak jelantah" Ujar Wardana
Minyak jelantah yang tadinya berwarna kemerahan, setelah direndam menjadi kuning kembali. Dan pengurangan kuantitas yang dihasilkan hanya sedikit.
Hasil penelitian ini sudah disosialisasikan ke masyarakat rumah tangga terutama ke pedagang gorengan di sekitar Pemalang. Menurut kedua pelajar SMAN 1 Pemalang itu, kebanyakan suka  akan hasilnya yang lebih baik selain karena prosesnya mudah dan murah.
Saat ini, penelitian yang dilakukan Dana dan Faza telah masuk ke dalam Buku 103 Inovator Indonesia dan sedang dalam proses pengajuan paten.
“Jangan menyerah manfaatkan apa yang ada disekitar kita dan jangan cepat putus asa. Karena penelitian membutuhkan kesabaran yang sangat tinggi,” pesan Faza di akhir perbincangan. (c8/lik)

http://wartapedia.com/tekno/terapan/5647-riset--meremajakan-minyak-jelantah-dengan-ampas-nanas.html